Malem ini, malem
minggu terakhir di tahun 2018. Sebagai anak rantauan yang ngga bisa pulang
dikarenakan harga tiket kereta yang mahal bener membuat gua mengharuskan untuk
tetep stay di kota perantauan.
Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa/i pada umum nya yang kalo malem minggu
keluar rumah atau kostan, gua lebih memutuskan untuk tetep berada di goa
kesayangan gua wkwk. “Loh, kenapa ngga keluar?” Sebenernya gua pengen banget
keluar, cuman karena temen gua banyak yang pada mudik ditambah status ‘tanpa
hubungan’ yang bersemat pada diri gua jadinya gua tetep di goa aja deh wkwk.
Sebenernya bisa aja sih keluar, menikmati me
time gitu, cuman ngga tau kenapa agak kurang nyaman kalo berpergian
sendirian, apa karena gua belum nyoba aja kali ya?
Ah yaudah lah
intinya begitu. Adapun maksud gua nulis blog kali ini selain karena gua emang
lagi gabut, selain itu karena emang gua lagi melihat suatu fenomena yang
sekarang lagi menerpa kebanyakan manusia ngga kenal usia. Gua kasih judul
tulisan kali ini “Asmaraweda”, karena gua terinspirasi dari sebuah lagu yang
dibawakan oleh Manjakani, sebuah grup band asal Pontianak dengan judul lagu
yang sama dengan judul tulisan gua.
Menarik untuk membahas
fenomena sosial yang sedang menimpa kebanyakan insan, kali ini ada fenomena
yang disebut dengan ‘smartphone dumb people’
yang membuat manusia kebanyakan menunduk akibat terlalu sering menatap layar smartphone (termasuk gua juga wkwk).
Okelah kalo misalkan emang lagi sendirian dan lagi gabut juga, yang menjadi
masalah itu pas lagi asik nongkrong bareng tapi malah asik sama smartphone nya masing-masing, ya kecuali
kalo emang lagi ada hal genting yang mengharuskan mereka untuk mengoperasikan smartphone mereka. Gua sendiri
sejujurnya sedih karena ketika gua lagi kumpul sama temen-temen gua atau
mungkin keluarga gua mengakibatkan akhirnya gua harus ikut-ikutan seperti
mereka.. Abis gua mau ngobrol sama siapa coba? Wkwk.
Asmaraweda, gua
pernah penasaran kenapa si penulis lagi ini memberikan judul lagunya Asmaraweda
setelah gua mencoba untuk googling (karena
gua sendiri ngga nemuin arti kata asmaraweda itu apa). Ternyata mereka mencoba
buat menjelaskan tentang segala sesuatu yang memiliki tempat di mana ia
seharusnya berada. Yaa gua mengibaratkan dengan manusia saat ini deh, kodrat
manusia sebagai makhluk sosial itu kayak seolah-olah mulai terkikis akibat dari
penggunaan smartphone yang berlebih
ini. Manusia jadi lebih asik dengan smartphone
mereka sampai lupa bahkan tidak peduli dengan hal-hal di sekitar mereka.
Gua
pernah baca salah satu kultwit tentang
pengalaman dari salah seorang netizen
twitter yang kecewa dengan manusia yang cuman bisanya merekam kejadian yang
dialami oleh netizen tersebut (mobil
dia ini nyaris terbakar). Untung nya masih ada manusia yang waras dan berinisiatif
untuk mengambil dan menyemprotkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Bayangkan
kalau seandainya ngga ada orang tersebut ada kemungkinan mobil tersebut
kebakaran dan bisa jadi membahayakan orang-orang di sekitar mereka termasuk
mereka yang merekam kejadian tersebut. Gua juga barusan (baru banget ngeliat)
salah satu insta story kating gua
yang merekam suasana dalam suatu keluarga (entah ini keluarga kating gua atau
bukan) yang pada sibuk dengan smartphone
mereka padahal jarak mereka sedang berdekatan. Miris! Begitu sadar bahwa
kegiatan sosial sekarang udah mulai berpindah ke layar smartphone. Gua tidak menyalahkan smartphone atau dunia yang mulai sudah berubah ya, karena memang
kita tidak bisa menghentikan perkembangan teknologi. Gua rasa perkembangan
teknologi sebenarnya bisa banyak kok hal positif nya, balik lagi bagaimana
manusia menyikapinya.
Asmaraweda. Dunia
memang berubah, pola bersosialisasi pun berubah tapi jangan sampai lupakan
kodrat manusia yang sebenarnya sebagai makhluk sosial. Memanusia kan lah manusia,
jangan sampai lawan bicara kita beranjak karena kita tidak menggunakan
teknologi dengan bijak!
Nasihat ini untuk ditujukan untuk diri sendiri atau mungkin mereka yang ingin mengambil hikmah dari tulisan ini. Terima Kasih, selamat tahun baru 2019! :D
Purwokerto, 29 Desember 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar