Kamis, 05 Maret 2020

Tuhan, Apa Benar Mencintai Memang Serumit Ini?

Langit Purwokerto malam ini begitu cerah setelah mengalami hujan yang berkepanjangan, seolah ia kembali bersinar setelah badai menerpa. Namun cerah nya langit Purwokerto malam ini nampak nya tidak secerah perasaan saya. Yaa, seperti romansa picisan pada umum nya, terkadang kamu berseri-seri seolah-olah dunia ini hanya milik mu saja, kadang kamu bersedih seolah dunia ini tidak adil, merupakan hal yang biasa.

Langit malam ini seolah berbanding terbalik dengan saya, entah semesta yang sedang tidak mendukung atau hanya aku saja yang bodoh karena mencintai berlebihan sampai akhirnya justru menusuk diri sendiri padahal Tuhan sudah mengingatkan bahwa sesuatu yang berlebih itu tidak baik, saya seperti lupa akan panduan dasar dari Tuhan yang satu ini. Seperti kehilangan arah, membabi buta marah padahal harusnya tidak ditanggapi secara berlebihan, lagi-lagi karena takut kehilangan.

Terkadang aku ingin sekali bertanya pada Tuhan: "Apa benar mencintai memang serumit ini? Atau hamba yang sedang terjebak pada ilusi? Karena mencintai terlalu berlebih? Apa memang harus seperti itu Tuhan karena takut kehilangan? Apa hamba yang terlalu berlebihan? Atau ini sebuah teguran dari Tuhan?"

Semesta malam ini seperti sedang menertawai saya, bodoh karena saya kelewatan padahal saya sendiri egois dan kekanak-kanakan.



Purwokerto, 08 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar